Sebenarnya smartphone sekarang yang saya gunakan sehari-hari sudah mencukupi untuk melakukan berbagai kegiatan; browsing, bersosial media, menonton video, hingga sesekali mengambil foto. Apalagi dari segi performa, smartphone saya ini bisa dibilang tangguh. Bahkan meskipun masih menggunakan rasio jadul, satu kamera belakang, belum menggunakan layar full view apalagi notch, tampilan smartphone saya ini tak kalah keren dengan smartphone-smartphone keluaran terbaru.
Tetapi smartphone saya ini memiliki kekurangan yang menurut saya cukup mengganggu, yaitu kapasitas baterainya.
Ya, smartphone saya ini baterainya hanya berkapasitas 2,600mAh. Pada awalnya kapasitas tersebut masih bisa bertahan seharian, tetapi semakin lama dengan semakin banyak aktifitas yang saya lakukan menggunakan smartphone, kapasitas itu terasa sangat kecil.
Dan akhirnya saya sampai pada suatu kesimpulan bahwa saya harus ganti smartphone dengan kriteria yang lebih baik, terutama pada sektor baterai. Sebelum saya membuat tulisan ini, ada beberapa smartphone yang menjadi pertimbangan. Harga menjadi salah satu pertimbangan utama, dan akhirnya saya memutuskan untuk tidak mengeluarkan budget lebih dari Rp 4 juta demi sebuah smartphone.
Dari beberapa smartphone yang saya lirik sebagai pengganti smartphone saya saat ini, semuanya berada di range harga Rp 3 – Rp 4 juta. Dari segi spesifikasi, semuanya tak jauh berbeda. Ada yang unggul di satu sisi, tapi kalah di sisi lain. Itu wajar karena range harga tersebut bisa dibilang adalah transisi dari smartphone kelas entry level ke kelas yang lebih tinggi.
Cukup lama saya menimbang-nimbang mana yang harus saya pinang, sambil menunggu smartphone-smartphone baru dirilis terutama di Indonesia. Secara pribadi saya memiliki kecondongan terhadap brand tertentu, karena saya pernah mencoba beberapa brand smartphone sebelumnya.
Sialnya, ketika saya sudah memutuskan smartphone mana yang akan saya ambil, Honor secara mengejutkan merilis smartphone baru di Indonesia. Saya sempat ingin meminang Honor 7X sebelumnya tetapi entah kenapa saya menunda niat tersebut sambil berharap Honor akan merilis penerusnya di Indonesia. Dan yah, ternyata memang Honor kemudian merilis Honor 8X di Indonesia. Resmi.
Kemunculan Honor 8X ini membuat keputusan saya untuk menebus smartphone yang sudah saya putuskan sebelumnya berubah. Seketika saya langsung memutuskan untuk mengganti smartphone saya yang sekarang dengan Honor 8X. Selain pernah memiliki pengalaman dengan Huawei, yang notabene adalah induk Honor, harganya pun tak melebihi Rp 4 juta. Selain itu punggungnya mengingatkan saya dengan smartphone yang pernah sangat saya idam-idamkan sebelumnya yang juga dari Honor yaitu Honor 8. Tetapi kaca dual-tone pada Honor 8X ini memberikan perbedaan sekaligus ciri khasnya sendiri, yang rasanya tidak lama lagi lebih banyak smartphone yang menggunakan konsep dual-tone ini.
Honor 8X secara tampilan lebih menarik dan lebih ganteng daripada smartphone saya saat ini. Jika harus menyebut kekurangan, mungkin saya harus menyebut microUSB yang ada pada Honor 8X, karena smartphone saya saat ini meskipun keluaran lama sudah menggunakan USB Type-C. Tetapi secara pribadi, saya tak begitu mempermasalahkan penggunaan microUSB atau USB Type-C.
Secara keseluruhan, saya yakin Honor 8X ini bisa memuaskan saya, terutama karena baterainya yang unggul jauh melebihi smartphone saya yang sekarang. Baterai dengan kapasitas 3,750mAh saya rasa sudah sangat mencukupi untuk kebutuhan saya sehari-hari. Apalagi saya kurang menyukai bermain game mobile yang tentunya akan membuat smartphone bisa bertahan lebih lama. Tetapi saya yakin Honor 8X juga tangguh digunakan untuk melibas game-game berat semisal PUBG atau game-game yang lainnya.
Selain itu, yang saya suka adalah chipset Kirin buatan Huawei. Pengalaman saya sebelumnya menggunakan smartphone ber-chipset Kirin merupakan pengalaman yang sangat baik. Yang paling mencolok dari chipset ini menurut saya adalah bisa bersinergi dengan baterai sehingga tidak membuat baterai menjadi cepat panas dan tidak cepat habis. Kirin 710 yang digunakan pada Honor 8X tentu membuat Honor 8X melampaui batas-batas yang bisa dilakukan oleh smartphone di kelasnya. Apalagi dukungan GPU Turbo yang mampu meningkatkan performa smartphone menjadi lebih powerful. Kegiatan multitasking akan menjadi semakin smooth, terimakasih atas RAM 4GB serta memori internal super lega 128GB. Kemudian yang menjadi nilai tambah bagi saya adalah adanya slot memori eksternal yang menjadi satu dengan dua slot SIM-Card. Jadi, Honor 8X memiliki dua slot SIM-Card ditambah satu slot untuk memori eksternal yang mampu ditambah mencapai 400GB.
Lalu apalagi?
Layar super lega beresolusi Full HD+ 6.5 inchi FullView Display yang nyaris tanpa bezel di sekelilingnya. Bahkan dagunya pun sangat tipis hanya sekitar 4.25 mm. Secara keseluruhan, rasio layar ke bodi mencapai 91%. Salah satu yang terbesar di range harga Rp 3 jutaan. Yang juga menarik dari Honor 8X ini terutama pada layarnya adalah adanya teknologi Eye Comfort Mode yang telah disertifikasi oleh TUV Rheinland. Sertifikasi ini memungkinkan pengguna untuk mengatur layar smartphone dengan mengurangi radiasi yang disebabkan oleh cahaya biru yang biasanya terdapat pada layar smartphone.
Dengan spesifikasi di atas, saya bisa menganggap bahwa Honor8X ini akan sangat cocok untuk saya. Ditambah dual kamera 20MP+2MP di bagian belakang yang didukung berbagai teknologi canggih, diantaranya teknologi AI yang bisa mengenali 22 jenis scene berbeda dan 500 skenario secara real-time. Selain itu fitur Night Shot juga membuat Honor 8X ini mampu mengambil gambar dengan baik ketika malam hari. Kamera depannya yang beresolusi 16MP juga lebih dari cukup untuk mengambil foto selfie. Kamera depan ini juga berfungsi sebagai pengaman karena Honor 8X memiliki fitur Face Unlock, disamping sensor Fingerprint di bagian belakang.
Jadi intinya, Honor 8X ini sudah menjadi target saya sebagai smartphone pengganti sambil menunggu budget terkumpul. Rasanya sudah kangen menggunakan EMUI lagi. Meskipun banyak yang tidak menyukai UI ini, bagi saya UI ini sangat ringan dan pastinya sudah banyak perbaikan untuk EMUI 8.2 yang berbasis Android 8.1 Oreo. Rasanya sudah tidak sabar melakukan unboxing Honor 8X dan melampaui batas dengan Honor 8X.
Posting Komentar